Blog

Friday, February 22, 2013

Ibu Penjual Susu

Jumat pagi menjelang siang ini ada seorang ibu penjual susu yang datang ke rumah. Kebetulan saya baru saja selesai njemur baju di depan rumah dan pintu rumah belum tertutup. Si ibu menawarkan jualan susunya. BTW di daerah tempat tinggal saya, memang terkadang, beberapa penduduk dari kampung tetangga keliling menawarkan susunya. Biasanya susu perahan yang tidak diterima di koperasi. Seingat saya si ibu ini sudah beberapa kali menawarkan susu sebelumnya. Kalau kebetulan saya di rumah dan jendela rumah terbuka, biasanya dia menawarkan. Tapi karena di hari-hari itu saya merasa tidak butuh susu yaaa.... gak beli lah.
Kebetulan malam sebelumnya, di rumah ada insiden lupa masak susu. Jadi ceritanya nih, saya ini suka lupa waktu menjerang susu. Akibatnya susu yang sudah terjerang terkadang sampai meluber dari panci sehingga bikin rempong kerja bakti bersihin kompor. Malam itu, saya sih sudah berusaha antisipasi dengan cara menjerang pakai api kecil. Siip deh, susu gak sampe meluber ke kemana-mana ketika sudah matang. Tapi karena emang dasarnya pelupa dan lagi kumat lupanya, side effect lain yang terjadi. Susu 1 liter tinggal 50%nya... hehehehe.. :P

Back to the story...karena itu juga saya jadi terdorong untuk membeli susu si ibu. Honestly, saya lebih suka susu yang ada di koperasi. Tapi saya pikir, entar susu dari si ibu itu bisa saya olah jadi pancake atau dressing salad. Kebetulan lagi pengen salad nih... Ketika tahu saya sedang hamil si ibu langsung kasi doa banyaaaaaak banget. Dia juga kasih bonus nasihat buat saya. Gak boleh makan sama berdiri, apalagi makan sambil jalan di luar rumah. Gak boleh juga makan di depan pintu. Katanya pamali kalau lagi hamil. :) Dalam hati saya membatin, "Gak hamil juga pamali, bu... kan udah disunnahin nabi makan sambil duduk."
Anyway, kehadiran ibu penjual susu itu mengingatkan saya pada cerita tentang "Miskinah" si penjual susu yang sering diceritakan guru saya. Ceritanya si Miskinah ini cuma penjual susu yang suka sekali berbagi faedah. Setiap kali ia menghadiri majelis dan mendapatkan nasihat atau faedah, ia pasti menyampaikannya kepada para pembeli susunya. Sampai suatu saat datang ajal si Miskinah. Singkat cerita salah satu ulama di kotanya memimpikan Miskinah. Ulama itu melihat si Miskinah yang jalan berlenggang anggun dengan perhiasannya di surga Allah. Hidupnya penuh kenyamanan. Sang ulama bertanya pada si Miskinah mengenai amalan apa yang telah Miskinah lakukan. Si Miskinah menjawab ia tidak memiliki amalan yang khusus selain setiap kali ia menjualkan susunya, Ia sampaikan apa-apa yang pernah ia dengar dari majelis ilmu kepada pembeli susunya. Subhanallah... ternyata amalan yang ringan itu menjadi hujjah yang baik di alam kuburnya. :)
Then... saya mendoakan ibu penjual susu tersebut memiliki nasib yang sama dengan tokoh Miskinah itu. Semoga kelak nasihat-nasihat dengan niat baik kepada pembeli susunya mendapat balasan yang baik di kehidupan selanjutnya. Jum'at Mubarokah   

0 comments:

Post a Comment